Monday, December 21, 2015

Sereal Daun Kelor



S E R E A L   D A U N   K E L O R



Masyarakat Jawa tradisional, mengenal daun kelor dengan nama latin moringa oleifera, identik dengan jenazah dan kepercayaan mistik berupa ajian, seperti "susuk", "kesaktian" dan lain-lain.

Namun di era modern ini, para ahli mendapati di dalam daun kelor terkandung unsur-unsur kimiawi yang berguna bagi kehidupan manusia.
Barangkali, akibat paham mistik tersebut selama ini daun kelor belum banyak dikembangkan menjadi produk makanan atau keperluan lain yang dapat dikonsumsi manusia.
Padahal, daun bewarna hijau berbentuk kecil tersebut mengandung banyak vitamin dan nutrisi tinggi yang dibutuhkan tubuh. Itu sebabnya, di kalangan para pakar gizi daun kelor disebut miracle of tree atau pohon keajaiban.
Sebutan itu akhir-akhir ini memotivasi seorang mahasiswi program studi (prodi) Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Endang Rahmawati (20), melakukan berbagai percobaan dengan bahan baku daun kelon untuk membuat makanan olahan.
Gadis berparas manis kelahiran 8 Maret 1994 itu mendapati, dalam literatur disebutkan daun kelor mengandung zat besi lebih banyak 25 kali dibanding bayam, vitamin A 10 kali lebih banyak dari wortel, kalsium 17 kali lebih banyak dari susu, potasium 15 kali lebih banyak dari pisang, vitamin C 10 kali lebih banyak dari anggur merah, dan unsur-unsur lain, seperti kandungan asam amino sebagai penyusun protein.
“Selama ini, penelitian daun kelor pada umumnya di bidang kesehatan dan kecantikan. Penggunakan daun kelor untuk bahan pangan masih jarang. Karena itu saya mencoba membuat diversifikasi pangan dari daun kelor untuk membuat sereal sebagai solusi malnutrisi pada balita,”
Berdasarkan mini riset yang dia lakukan, daun kelor terbukti sangat bagus untuk meningkatkan nutrisi pada bayi dan anak-anak. Masalahnya, dedaunan kelor tidak dapat langsung dikonsumsi anak-anak, karena citarasanya kurang enak.
Dia mencoba mengatasi masalah itu dengan membuat produk makanan yang rasanya enak dan disuka anak-anak, dengan menambahkan ekstrak pisang atau tepung jagung manis, agar rasa getir dan bau kurang enak pada daun kelor hilang.
"Untuk membuat sereal daun kelor Tidak perlu ditambah susu, karena kandungan kalsiumnya sudah cukup tinggi,”
Latar belakang mahasiswa asal Wonogiri yang akrab dengan tumbuhan kelor, mampu menjelaskan dengan fasih proses pembuatan sereal daun kelor atau "Selor".
Prosesnya cukup mudah, yakni dengan merajang daun kelor dan mengeringkannya. Rajangan daun kelor kering, kemudian ditumbuk menjadi tepung dan memasak tepung daun kelor dengan menambah bahan lain, misalnya tepung jagung, perasa, atau unsur tambahan lain.
Bahan tambahan itu agar "Selor" bercitarasa lebih enak dan mencukupi kebutuhan karbohidrat. Tahap terakhir dari proses pembuatan sereal, adalah memanaskan campuran tepung dengan bahan lain, menggunakan suhu tinggi sampai kering dan menjadi sereal.
Dari pembahasan di atas dapat kita ketahui bahwa daun kelor tidak hanya digunakan sebagai ajian maupun ramuan tradisional, namun juga dapat diolah makanan lebih modern seperti seral. Hal ini membuktikan bahwa terjadi perubahan sosial dalam masyarakat dengan pengembangan dari penemuan-penemuan yang telah ada.
  


No comments: