Thursday, August 25, 2016

PERKEMBANGAN PERS DI INDONESIA PADA MASA ERA KOLONIALISME

PERKEMBANGAN PERS DI INDONESIA
PADA MASA ERA KOLONIALISME
(1744-1900)
Awal mula dimulai dunia persurat kabaran di Indonesia, Dr. De Haan dalam bukunya “Oud Baatavia” mengungkapkan secara sekilas bahwa sejak abad 17 di Batavia sudah terbit sejumlah berkala dan surat kabar. Dunia pers era kolonial dimulai pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Gustaaf Willem Baron Van Imhoff dan ketika itu terbit surat kabar pertama pada  7 Agustus 1744 di Batavia yaitu Bataviasche Nouvelles en Politique Raisonnementen  ( Bambang Suteng,2007;96) Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat keberadaan surat kabar dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johann Guternberg di Jerman. Sedangkan keberadaan surat kabar di Indonesia ditandai dengan perjalanan panjang melalui lima periode yakni masa penjajahan Belanda, Penjajahan Jepang, menjelang kemerdekaan dan awal kemerdekaan, zaman orde baru serta orde baru (http://angelicus.wordpress.com/2008/09/24/sejarah-perkembangan-media-massa-di-indonesia-1/)
Dikatakannya,oleh  Dr. De Haan dalam bukunya “Oud Baatavia” bahwa :
1.         pada th 1676 di Batavia telah terbit sebuah berkala yang bernama Kort Bericht Eropa ( berita singkat Eropa) yang memuat berita dari Polandia, Perancis , Jerman, Belanda, Spanyol Inggris, dan Denmark dicetak di Batavia oleh Abraham Van den Eede tahun 1676.
2.         Pada bulan Oktober tahun 1744 terbit Batavia Nouvelles.
3.         Pada tanggal 23 Mei 1780 terbit Vendu Nieuws.
4.         Pada tahun 1810 terbit di Batavia yakni Bataviasche Koloniale Courant.
Sejak abad 17 dunia pers di Eropa memang sudah mulai dirintis. Sekalipun masih sangat sederhana, baik penampilan maupun mutu pemberitaannya, surat kabar dan majalah sudah merupakan suatu kebutuhan bagi  masyarakat di masa mendatang merupakan lahan bisnis yang menjanjikan. Oleh karena itu, tidak heran apabila para pengusaha persuratkabaran serta para kuli tinta asal Belanda sejak masa awal pemerintahan VOC, sudah berani membuka usaha dalam bidang penerbitan berkala dan surat kabar di Batavia. Sehingga fungsi  media massa pada saat itu dapat disimpulkan:
1.         sebagai usaha bisnis untuk memperoleh keuntungan.
2.         sebagai penyampai berita / informasi.
3.         menambah ilmu pengetahuan
4.         menyuarakan isi hati pemerintah, kelompok tertentu dan rakyat pada umumnya.
5.         untuk dokumentasi
Sampai akhir abad ke-19 koran atau berkala yang terbit di Batavia hanya memakai bahasa Belanda. Dan para pembacanya tentu saja masyarakat yang mengerti bahasa tersebut. Karena surat kabar di masa itu diatur oleh pihak Binnenland bestuur (penguasa dalam negeri)kabar beritanya boleh dikata kurang seru dan “ kering “. Berita berisi tentang kehidupan pribumi. Karena itu, kurun waktu (1744-1854) disebut dengan Babak Putih (Surjomiharjo dan Suryadinata dalam Bambang Suteng,2007:96-97). Barulah pada kurun sesudah itu mulai muncul surat kabar berbahasa melayu, misalnya:
1.         Pada tahun 1828 di Jakarta diterbitkan Javasche Courant yang isinya memuat berita-berita resmi pemerintahan, berita lelang dan berita kutipan dari harian-harian di Eropa.
2.         Di Surabaya Soerabajash Advertentiebland terbit pada tahun 1835 yang kemudian namanya diganti menjadi Soerabajash Niews en Advertentiebland.
3.         Di semarang terbit Semarangsche Advertentiebland dan Semarangsche Courant.Di Padang surat kabar yang terbit adalah Soematra courant, Padang Handeslsbland dan Bentara Melajoe.
4.         Di Makassar (Ujung Pandang) terbit Celebe Courant dan Makassaarch Handelsbland.
Surat-surat kabar yang terbit pada masa ini tidak mempunyai arti secara politis, karena lebih merupakan surat kabar periklanan. Tirasnya tidak lebih dari 1000-1200 eksemplar setiap kali terbit. Semua penerbit terkena peraturan, setiap penerbitan tidak boleh diedarkan sebelum diperiksa oleh penguasa setempat.
Pada tahun 1885 di seluruh daerah yang dikuasai Belanda terdapat 16 surat kabar berbahasa Belanda, dan 12 surat kabar berbahasa melayu diantaranya adalah:
1.         Bintang Barat.
2.         Hindia-Nederland.
3.         Dinihari, Bintang Djohar.
4.         Selompret Melayu (Parker,1882 dalam Bambang Suteng,2007:97).
5.         Tjahaja Moelia, Pemberitaan Bahroe (Surabaya).
6.         Surat kabar berbahasa jawa Bromartani yang terbit di Solo.

Kuala Kapuas, 29 Januari 2016
Kelas           :    XII IPS 1
Kelompok   :    1 (Satu)
Anggota      :    -   Akhmad Fauzi
-       Anggun Pratiwi
-       Arif
-       Aulia Hidayati

No comments: